JAKARTA -- Muhammad Adzham Mahardika terpilih untuk mewakili SMPN 76 Jakarta dalam seleksi di SMANU Thamrin. Berbeda dengan temannya Rasyid, proses pendaftaran Adzham berjalan lancar. Namun, saat verifikasi, ia mengalami kendala karena lupa membawa pulpen. Bersama ibunya, Adzham segera mencari pulpen dan berhasil mendapatkan satu yang bertuliskan watermark SMANU Thamrin. Pulpen itu menjadi "jimat" bagi Adzham selama proses pembekalan dan simulasi hingga hari seleksi pada 22 Februari 2025.
Selama pembekalan, Adzham tidak sendirian. Ia selalu ditemani oleh teman-temannya, Rasyid, Maura, dan Talitha, yang juga ikut berjuang bersama. Namun, saat hari seleksi tiba, Adzham sempat merasa tidak yakin. Ia melihat banyak peserta lain yang sangat ambisius, terus membaca buku dan belajar. Untuk menghilangkan rasa gugup, Adzham memilih bermain game di handphone sambil menunggu.
Ketika waktu seleksi tiba, Adzham mengetahui bahwa Rasyid berada di ruangan yang berbeda. Meskipun terpisah, Adzham tetap memberikan dukungan kepada Rasyid, mengatakan, “Tenang, Ras! Kita pasti jadi yang terbaik di ruangan masing-masing.”
Saat mengerjakan 100 soal dalam waktu 45 menit, Adzham mengakui bahwa ia merasa lemah di pelajaran bahasa Inggris dan tidak menjawab beberapa soal di awal. Namun, ia sangat percaya diri saat menjawab soal matematika dan IPA. Setelah waktu pengerjaan selesai, Adzham bertanya kepada Rasyid berapa banyak soal yang bisa dikerjakan. Rasyid menjawab bahwa ia berhasil mengerjakan sekitar 80 soal, yang membuat Adzham merasa insecure karena ia merasa hanya bisa menjawab sekitar 50 soal.
Meskipun merasa kurang percaya diri, Adzham tetap berusaha untuk mendukung teman-temannya dengan lelucon dan semangat. Setelah seleksi, Adzham dan teman-temannya pergi berenang untuk menghilangkan stres setelah melewati semua soal.
Ketika hari Senin tiba, Adzham mendengar bahwa hasil seleksi akan diumumkan. Jika tidak ada pengumuman, berarti tidak ada yang lolos. Hari itu sekolah pulang lebih cepat, dan Adzham memutuskan untuk menemani Rasyid ke perpustakaan terlebih dahulu. Tanpa diduga, pengumuman lulus seleksi keluar, dan ternyata hanya dua orang dari 27 perwakilan SMPN 76 yang diterima di SMANU Thamrin: Adzham dan Rasyid.
Adzham sempat merasa tidak percaya hingga melihat daftar pengumuman. Kebahagiaan meluap saat ia mengabarkan kabar baik ini kepada orang tuanya, dan mereka sangat gembira mendengar bahwa Adzham lolos seleksi. Meskipun senang, Adzham merasa sedih untuk teman-temannya, Maura dan Talitha, yang tidak berhasil.
Adzham ingin mengucapkan terima kasih kepada ayah Maura yang selalu mengantarkan mereka selama pembekalan dan simulasi di SMANU Thamrin. Ia berharap segala kebaikan yang diberikan akan dibalas oleh Allah SWT.
Dari pengalaman ini, Adzham belajar bahwa keyakinan dan keberanian adalah kunci untuk menghadapi tantangan. Ia juga menyadari pentingnya berbicara positif karena setiap kata bisa menjadi doa. Untuk teman-temannya yang berjuang, Adzham ingin mereka tahu bahwa kegagalan bukanlah akhir. Semangat terus, karena Adzham yakin Allah SWT memiliki rencana baik untuk mereka.
Dengan semangat #SUKSESBARENG, Adzham dan Rasyid siap menjalani petualangan baru di SMANU Thamrin dan menjadi kebanggaan bagi keluarga dan teman-teman mereka!
*Kontributor : Erlangga (Dhanapala)
Post a Comment